Legenda Air Bah
Legenda Air Bah
Bangsa Sumeria
Di atas pelat lumpur terdapat catatan yang menakjubkan: Pada masa yang lama, 4 dewa bersama-sama menguasai bumi ini: dewa langit, dewa pelindung, dewi perang dan damai, serta dewa air. Di antaranya dewa air paling memperhatikan manusia, adalah dewa pelindung manusia. Pada masa itu,
Dewa air merasa kasihan pada manusia. Dia ke istana raja, berdiri di luar tembok berkata pada raja di istana, di dunia manusia akan segera terjadi sebuah bencana besar, harus segera membuat kapal, untuk melindungi jiwa keluarga. “Bongkar rumah Anda, buat sebuah kapal, buang semua harta kekayaan, segeralah menyelamatkan diri! Jangan merasa berat meninggalkan semua harta benda, menyelamatkan roh lebih penting dengarkan baik-baik, segeralah bongkar rumahmu, menurut ukuran yang ditentukan untuk membuat kapal dengan ukuran panjang dan lebar seimbang. Simpan semua bibit makhluk hidup didunia ke dalam kapal.”
Raja menambatkan kapalnya erat-erat di atas gunung Nixiel pada hari ke-7 subuh, raja membuka sangkar burung dan melepaskan seekor merpati, ia berputaran sejenak di atas permukaan air, tidak menemukan dahan kayu yang bisa digunakan untuk bertengger, dan terbang kembali ke atas kapal. Raja lalu mengeluarkan seekor walet, ia juga tidak menemukan tempat untuk berpijak, mau tidak mau kembali lagi. Raja mengeluarkan lagi seekor gagak, melihat banjir sudah surut, ia merasa gembira hingga mengaok terbang ke 4 penjuru, mencari makanan, dan dalam sekejap mata hilang tak membekas.
Yang membuat orang merasa tergoncang adalah catatan-catatan itu bukan hanya terdapat catatan kuno Sumeria, dalam pelat lumpur lainnya yang tergali di Irak, juga terdapat kisah yang serupa, bahkan di antaranya ada sejumlah pelat lumpur yang masa sejarahnya hampir 5.000 tahun.
Bencana di Negeri Lain
Ahli etnologi Inggris pernah menunjukkan bahwa di antara 130 lebih suku Indian di Amerika Utara, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan, pasti terdapat legenda tentang banjir besar sebagai tema.
Melalui catatan bersama seluruh dunia, kita dapat memastikan bahwa manusia pada zaman dulu pernah mengalami sebuah bencana banjir yang mematikan. Bangsa yang bermukim berpencaran di setiap negeri, meskipun telah mengalami waktu yang sangat lama, tetap menyimpan ingatan sama, dan hal ini tidak mungkin merupakan legenda yang dibuat sekehendak hati, maka kami menganggap bahwa semua legenda banjir itu sebenarnya sedang menyampaikan kebenaran sejarah yang sama. Dalam kitab suci beberapa agama seperti Injil dan Al-Quran bahkan disinggung cerita tentang air bah pada masa Nabi Nuh.
Lalu, selain banjir dahsyat tersebut, kenyataan apa saja yang masih tersimpan pada legenda itu? Petama-tama secara logika, coba renungkan: Jika memang setiap bangsa pada saat bersamaan mengalami bencana itu, namun, sebelum bencana, apakah setiap bangsa telah mengembangkan peradaban yang sangat tinggi. Ketika bencana yang mematikan itu berlalu, sejumlah kecil orang mulai membangun peradaban lagi, karena tidak ada sarana pencatat, antara kisah yang diceritakan secara lisan timbul perbedaan, maka telah menjadi perbedaan kisah legenda saat ini. Namun, mengapa legenda itu secara umum tidak menyinggung tentang peradaban masa lalu, malah sebaliknya meninggalkan, seperti: kemerosotan manusia, tuhan atau dewa menghukum manusia, ini kan, jenis legenda yang kita anggap sekarang?
Catatan
Sejumlah kecil nenek moyang manusia yang tersisa setelah bencana waktu itu, dengan mata kepala sendiri melihat keadaan manusia yang dimusnahkan, akan terukir dalam lubuk hati suasana waktu itu, yang paling mereka harapkan adalah agar anak cucu generasi berikutnya menjadikannya sebagai pelajaran. Tersebar dengan catatan bahasa tulisan yang resmi, semua ini pasti merupakan ingatan dan pelajaran yang pahit!
Karenanya legenda itu sendiri adalah pelajaran yang paling penting! Apakah yang akan diberitahukan kepada kita legenda-legenda yang telah ditinggalkan oleh leluhur kita? Tahun dan waktu samar-samar dapat mengurangi ingatan manusia, tulisanlah yang paling dini digunakan untuk mencatat segala peristiwa, karenanya Tiongkok sejak dini mempunyai catatan, mencatat peristiwa terutama perihal yang penting, yang tidak boleh dilupakan, pelajaran yang pahit. Dilihat dari pandangan ini, asal mula semua suku bangsa, perkembangannya akan sama.
Gambaran setiap suku bangsa di dunia, kita temukan sebab utama banjir dahsyat adalah, manusia telah merosot akhlaknya, telah hilang sifat baiknya, maka tuhan menurunkan banjir dahsyat untuk melenyapkan manusia, hanya sejumlah kecil manusia baik yang dapat meneruskan hidupnya. Kenyataan ini, bagi anak cucu generasi sekarang, biar bagaimanapun juga leluhur kita menguraikannya, pasti akan dianggap sekadar legenda. Begitu banyak temuan arkeologi peradaban prasejarah yang tidak dapat dijelaskan dan wujud legenda manusia yang demikian sama, memberitahu pada kita bahwa legenda adalah sejarah yang sebenarnya